Kamis, 30 Juli 2015

Menguak Hari



( By Lifya )

 


Awal Tahun Ajaran dipersimpangan jalan sejenak aku berhenti memandang sebuah pemandangan. Dari kejauhan Samudra Indonesia  tenang tak terusik gelombang. Hanya sebentar perjalanan dilanjutkan dengan menelusuri bukit kecil tempat ku tinggal dengan arah berlawanan . Samudra Indonesia kian menghilang    memasuki terowongan yang akan kutempuh setiap pagi setiap hari dengan penuh pengharapan. Ku rasakan sebuah keteduhan aroma bunga padi menyusup seiring dengan tarikan nafas kelegaan. Kuhirup dalam-dalam  tak mau rasanya melepas dalam hembusan. Gemercik suara air  mengantar langkah ku pada sebuah sungai yang penuh bebatuan. Jernih bening segar seperti yang dirasakan ibu-ibu yang mencuci disepanjang  tepian.  Tumpukan  batu yang sudah dipahat menunggu diangkut sebagai penggiling cabe  yang akan dipasarkan. Pertanda cabe akan tetap menjadi olahan  istimewa pada setiap hidangan.
            Melihat alam sekeliling  mendengar kicauan burung menyapa orang yang berpapasan. Hal yang sudah lama tidak  ku lakukan yang hilang ditelan oleh hiruk pikuk jalanan  di buru  waktu dihadang  kemacetan. Sekarang kunikmati semua keindahan sebagaimana pohon timun melilit junjungan dengan bunga muncul di balik dedaunan. Batang Bengkuang yang diam-diam memeram umbi sebagai buah tangan oleh-oleh dari Kota Padang.
            Sekolah baru tempat ku mengajar memang dekat tidak sampai sepuluh menit aku sudah berdiri di pintu gerbangnya. Ku baca tulisan yang terpampang  dengan bukit hijau yang menjadi latar. Sekolah ini tak ubahnya seperti sekolah Autis di Jepang yang bertetangga langsung dengan NISE  ( National Institute of Special Needs Education) . Mungkin ini satu-satunya sekolah Luar biasa yang bersebelahan dengan jurusan yang sama dengan sebuah perguruan tinggi di Indonesia. Sehingga sekolah ini dijadikan salah satu Pusat Sumber sebagai tempat mengasesmen sekolah reguler.
Tidak beberapa langkah lagi akan ku lewati gerbang sekolah ini.  Berarti kedatangan ku akan menambah panjang pajangan potret diri yang sengaja dipampang.   Diperkuat  SK yang bertuliskan nama ku yang ada dalam genggaman. I am coming SLB N I Padang untuk bergabung dengan keluarga besar di sini. Semoga tidak lagi kutemui luka yang mengusik hati.  Selama ini aku telah berusaha mempertahankan senyuman sekuat hati. Aku tahu apa yang kurasakan tanpa harus ku ucapkan membaca sebuah pandangan dari sorot wajah yang kurang  senyuman.
            Kini  arah yang kutuju sudah ku putar seratus delapan puluh  derajat menuju Timur bukan lagi arah Barat. Suasana lebaran masih dirasakan berjabatan tangan sambil bermaafan . Suasana yang penuh kekeluargaan yang kurasakan tanpa polesan. Tidak lama berselang semua berkumpul diaula menerima pengarahan. Aku  hadir untuk memperkenalkan diri  dan mohon di beri kesempatan untuk bisa bergabung diterima dengan tangan terbuka dan hati yang lapang.
Aku mengikuti langkah seorang teman lama menghilangkan sedikit kikuk menuju sebuah ruangan. Aku langsung jatuh cinta dengan ruangan itu ternyata teman ku tidak lagi menempatkan ruangan itu . Aku membantu  berkemas menyusun barang.
            Terjadi  sebuah perbincangan saat aku dipangil ke sebuah ruangan bertuliskan kantor. Ku baca yang tersirat ada sebuah perlindungan untuk guru-guru tanpa beban tanpa tekanan dengan batasan-batasan yang sudah dirundingkan. Ada jenjang yang tidak boleh dilangkahi yang harus dilalui tanpa kecuali . Menjelaskan aturan berkaitan dengan  kepindahan serta melengkapi surat-surat yang kurang. Ada  pesan yang bijak ku rasakan serta menyamakan Visi dan  Misi untuk suatu kemajuan tidak saling menjatuhkan namun saling berbimbingan . Oh betapa menyenangkan  batanggo naik bajanjang turun seperti orang Minang katakan. Satu pelajaran yang membuat hati ku tergugah  di sini semua dimulai dari hal yang menyenangkan. Prinsip yang bagus dari sebuah atasan apabila hal yang menyenangkan sudah didapatkan maka guru akan menemukan sebuah  kenyamanan  yang akan melahirkan kebersamaan. Rasa yang akan membuhul tali bathin. Sehingga akan bermuara pada sebuah karya untuk mengaktualkan diri bagi semua guru.
Hati jadi terharu disaat tekad untuk mencerdaskan diri dan lingkungan diutarakan. Sebuah pesan harapan  ku terima dari senior yang akan  menjadi mitra“ impian ku  kita terbang kelangit bersama melihat semua yang belum pernah kita lihat. Sehingga kita dapat bercerita kepada mereka di bawah sana yang bertanya enaknya ketika berada di awan. Jawaban yang akan kita berikan kita merasa lebih dekat dengan-Nya karena Allah ada disana ditempat yang tinggi. Hhhh Kini Si-Elang  sudah mendapat teman untuk  mengarungi cakrawala terbang menembus awan.
Bagi ku ini hari pertama hadir ku bertugas ditempat baru, teman baru, siswa baru pada tahun ajaran baru. Dengan tekat meningkatkan kwalitas diri dan kwalitas pendidikan. Impian yang akan segera terwujud berkolaborasi bersama guru-guru menulis buku Antologi Jurnal Guru SLBN I Padang. Menyadari sepenuhnya bahwa bukan hanya siswa  tetapi semua harus bisa dan harus tetap menjadi pembelajaran. Untuk menumbuh kembangkan anak didik bukan saja untuk meraih nilai yang tinggi tapi juga memberi keteladanan berbudi pekerti dan menumbuhkan karakter kepemimpinan kepada anak semua anak didik.
Ternyata filing ku benar  kelas yang kusukai  sekarang menjadi tempat ku mengajar. Di sini aku mendapatkan ruang untuk  mendidik mujaid kecil ku . Aku bahagia dan bersyukur karena berhasil  mendapatkan kelas dengan  sebuah perjuangan. Untuk naik kelas setingkat lebih tinggi seseorang harus lulus ujian. Alhamdulillah aku dapat melalui sebuah dilema dengan tenang tanpa gejolak emosi. Itupun dalam rentang waktu yang sangat pendek yang membuat banyak orang tercengang bertanya siapa dekingan.
  Sekarang kelas ku menanti untuk dihiasi dan diisi dengan  sebuah pengabdian. Alhamdulillah ya Allah atas curah Kudrat yang Engkau berikan. Semoga kehadiran ku bisa menambah warna bagi team tenaga pendidik  guna membawa perubahan sekolah yang lebih baik …Amin.Terimakasih  ibu bapak dan teman-teman jasa mu tak kan pernah ku lupakan semoga menjadi amal jariah bagi kita semua yang telah memperjuangkan kebenaran.