Kamis, 30 Juni 2016

Dra Lifya: Menulis Untuk Mengenalkan ABK pada Dunia ( 25 Juni 2016)



“Jadikan masalah itu ide,” begitu ucap Dra Lifya, penulis buku sekaligus guru Sekolah Luar Biasa  Negeri 1 Padang pada tenaga Pusat layanan Autis (PLA) Kota Padang, Jumat (25 Juni 2016).
Dalam talkshow “Menjadi guru dan menulis” yang diadakan oleh PLA Kota Padang, Lifya menyampaikan bahwa tidak ada hambatan bagi siapapun untuk menulis. Dia menilai, umumnya orang berfikir menulis hanyalah pekerjaan penulis.
“Menurut saya itu adalah persepsi yang salah, persepsi yang salah akan mematikan keinginan menulis,” ungkapnya.
“Ada empat puluh buah buku yang memuat tulisan saya secara kontributor dan empat buah buku tunggal  telah telah diterbitkan. Di antaranya, Langkah Guru Anak Tunagrahita Sampai ke Istana Merdeka, Mimpi yang Sempurna, Empati Demi Surgawi, dan Hidup Terampil di SLB,” katanya.
Namun, Lifya mengakui bukunya yang telah diterbitkan belum mendapat perhatian besar oleh masyarakat. “Karena tulisan saya tidak  ada ditoko buku karena semua dijualkan secara online” ujar Lifya sembari tersenyum.
Menurut Lifya, Ada banyak hal yang dapat kita  jadikan  topik tulisan terlebih bagi guru atau terapis Anak Berkeutuhan  Khusus. “Banyak orang ingin tahu tentang dunia ABK, kita bisa memberitahu  mereka  dengan t ulisan  kita,” ucapnya lagi.
Wanita kelahiran 4 April 1966 ini mengaku tidak pernah menyangka pada apa yang sudah dicapainya saat ini. Sebelumnya, Lifya mengaku  hanya  menumpuk  tulisan  di dalam  laptop dan berbagi melalui Blog pribadinya. “Ternyata ada yang suka dan saya mulai diwawancara wartawan waktu itu,” kenangnya.
Pesona Lifya semakin merebak setelah pada tahun 2010, Lifya menerima penghargaan sebagai Juara III Guru Berdedikai Tingkat Kota Padang.  Menjadi Juara III Guru Berdedikasi se-Kota Padang Tahun 2011 dan Juara II Guru Berdedikasi se-Kota Padang Tahun 2012.

Prestasinya berlanjut di tahun 2013 dengan meraih Juara I Guru Berdedikasi se-Kota Padang, Juara I Guru Berdedikasi Provinsi Sumatera Barat serta menjadi Juara II Guru Pendidikan Khusus Berdedikasi Tingkat Nasional.

Bagi Lifya, penghargaan yang diraihnya juga dipersembahkan untuk suaminya, Duhani dan kedua anaknya, masing-masing Hasanatul Aini  dan Fahmi Fahrozi .
“Selain itu saya juga punya banyak ide tulisan,, ad aide ada cerita” terangnya.
Pilihan menjadi guru bagi Anak Berkebutuhan Khusus ternyata bukan merupakan pilihan yang salah, karena dengan kegigihannya Lifya berhasil memperoleh penghargaan sebagai Guru Pendidikan Khusus Pendidikan Dasar Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2013, sebuah prestasi yang banyak diidam-idamkan oleh banyak guru di seluruh Indonesia. 
Dia mengatakan, prestasi yang diraihnya tersebut  karena berhasil membuat media pembelajaran dan buku-buku pelajaran yang menarik. Bahkan dia mengadopsi  media pembelajaran dari kelas normal.
Katanya, “ Apapun jenis pekerjaan yang ditekuni seseorang  bisa sejalan dengan  dunia tulis menulis.” 
            “Menulislah selagi jantung kemang kempis,”  kata Lifya.

Disela penyajian  materi, Lifya mengajak Tenaga PLA Kota Padang  ikut  andil  di dunia literasi
 “Saya pikir kita bukan anak raja, bukan anak menteri yang bisa dikenang setelah  tiada. Dengan menulis kita bisa memberitahu dunia bahwa kita ada,” tuturnya. *Red (Novi)