Minggu, 28 Mei 2017

KEKUATAN CINTA SEORANG IBU MELAHIRKAN ANAK DOWN SYNDROME MULTITALENTA



(By : Lifya)


Identitas  buku
Judul : Jurnal sastra Aksara Edisi 11  Volume 3 Nomore 3 (Mei-Juni 2016)
Jumlah halaman  tulisan :  8 halaman
Penerbit               : Goresan pena
Penulis  terkait judul               : Lifya
ISSN                      : 2443-2725
ISI Tulisan             :   

“Pipi bakpao” itulah yang aku ketahui tentang keadaan anakku waktu ia baru lahir.  Pipi merah lunak seakan menggantung ke bawah. Garis tangan lurus serta jemari  yang  pendek.  Matanya sipit tapi  lipatan mata bagian luarnya lebar. Anakku lahir benar-benar dalam keadaan lunak lemas dan terkulai. Saat berumur satu tahun ubun-ubunnya  masih tampak naik turun apabila diraba masih seperti meraba tomat ranum. Aku tidak punya gambaran  dan pengetahuan sedikitpun dengan semua itu.  Saat aku bawa konsultasi kedokter ia tidak mempermasahkan anakku, tidak disarankan kemana-mana. Entah dokter itu ragu menyampaikannya, entah faktor lain aku tidak tahu.
Kejadian itu dua puluh satu tahun yang lalu tepatnya 8 Oktober 1994 Jessrian anakku dilahirkan aku  memanggilnya Jess. Belum ada internet untuk mencari informasi dan youtube untuk ditonton. Koran dan majalahpun masih sulit aku temukan.  Kalaupun ada untuk mencari dan membacanyapun aku kekurangan waktu karena aku juga harus mengurus kedua kakaknya.
Begitulah keadaannya   orang mengunakan istilah  DS yaitu singkatan untuk Down Syndrome. Down syndrome merupakan suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan. Sekarang aku mengetahui keadaan  Jess  bukan karena kutukan.  Aku  ikhlas di titipkan anak DS  aku harus kuat dan tabah aku tidak mau Jess dipandang karena kasihan. Ia tidak sakit  tidak membawa virus yang mematikan .  Aku  tetap mengupayakan kemajuannya mulai dengan latihan fisik. Jess aku bawa ketukang pijat tradisional dan  akupuntur. Hari kehari fisiknya menunjukan perkembangan yang menggembirakan. Aku ingin berbagi pengalaman membesarkan Jess kepada  praktisi anak Down Syndrome juga  kepada  orang tua anak DS. Aku ingin menginspirasi banyak orang karena semua yang dirasakan jangan sampai terulang lagi kepada orang tua dan anak yang bernasib sama denganku. Dikala itu terasakan sekali   bagaimana susahnya untuk mendapatkan informasi  cara mendidik anak DS. Saat itu  mereka seakan tidak ada dimuka bumi ini  mereka itu disembunyikan mereka malu mempunyai anak seperti Jess,
Usaha untuk menerima Jess ditengah masyarakat aku mulai dari lingkungan yang terkecil yaitu lingkungan keluarga. Kepada kakaknya aku tanamkan rasa cinta kasih aku katakan tolong bantu mami untuk memperlakukan adikmu sama dengan  saudaramu yang lain. Aku  mencintai mereka tapi tidak memanjakan secara “manja gila” yang tidak kenal disiplin.  Mulai dari hal yang kecil  aku ajak mereka menjalankan peraturan-peraturan sederhana.  Apabila malam bergantian mereka aku  bangunkan dibawa ke kamar mandi untuk buang air kecil. Sehingga anakku tumbuh jadi anak yang tahu aturan. Barang yang sudah dipergunakan diletakan kembali ketempat semula sehingga ia tidak tumbuh brutal. Ia istimewa tapi bukan segalanya harus diistimewakan. Suasana damai dan penuh kasih di rumah terus dibina, Sehingga sahabat kakaknya juga menjadi sahabat adiknya mereka sangat kompak. Hari kehari diisi dengan berbagai kegiatan  dari Senin ke Senin  kegiatan untuk Jess sudah terjadwal. Mulai dari les musik, memasak, basket , renang, taekwondo dan  semua aku ikutkan. Hal yang mustahil bagi anggapan sebagian orang. Tapi yang penting ia senang dengan hobbynya dan bisa bersosilisasi. Sehingga banyak orang yang kenal dengannya. kadang di Bandara  di restoran atau di mall.
Tahun 2010 Jess mengikuti lomba berenang ia menjadi utusan Provinsi Sumatera Barat ke Tingkat Nasional di Jakarta. Ia berhasil mendapat juara tiga. Karena kulit Jess yang sensitif setiap ia ikut berenang kulitnya seperti alergi maka kegiatan Jess lebih difokuskan kepada musik. Ia lebih suka bermain  drum.  Ia mempunyai kepekaan terhadap suara-suara musik non verbal yang ada disekelilingnya, termasuk dalam hal nada dan irama. Jess akan menyimak ritmis  melalui intrumen musik melalui pendengaran.Ia akan mendengarkan dan  merasakan lalu berlatih memainkan alat musik.  Hari kehari makin banyak lagu yang dikuasainya.  
Hal yang terpenting dalam mendidik anak DS adalah menerima anak apa adanya jangan tolak ia dibatin kita. Apabila kita sudah menerima semua bisa berjalan dengan tulus. Tulus tanpa ada perasaan tertekan mempunyai anak DS. Rasa tulus akan menimbulkan rasa kasih dan cinta sehingga anak merasa nyaman berada bersama kita. Ia akan berinteraksi dengan kita sehingga memudahkan untuk mengetahui keinginannya. Sambil memperkenalkan pelajaran yang berharga padanya. Berinteraksi membaurkan diri sehingga ibu akan menjiwai, memahami keinginan anak.  Anak tidak akan mengamuk karena keinginannya tidak tercapai. Yang terakhir beri ia kepercayaan untuk melakukan sesuatu. Beri ia pengarahan misalnya saat ia mau mengambil air katakan ini  air dingin, ini air panas. Air panas kalau tumpah kena tangan maka akan terasa panas dan sakit. Kepada Jess tak ada satupun pekerjaan yang tidak dilatihkan  asal bermanfaat baginya. Jess sudah bisa mengurus dirinya sendiri. Ia bisa membuat minuman dengan takaran yang pas. Membuat sereal kesukaannya. Semua itu  diraih Jess tidak dengan simsalabim ini berkat latihan. Jess mempunyai sifat yang sangat halus ia sangat peka dengan lingkungan apabila aku sakit ia yang paling sering menanyai aku.
Jess kian giat berlatih drum sehingga sudah bisa mengiringi berbagai macam lagu. Timbul keinginanku untuk mendaftarkan Jess ke Jakarta untuk mendapatkan rekor MURI. Itupun perlu kesabaran karena pertama aku hanya mengirimkan rekamannya saja selama dua tahun aku menunggu tapi tidak ada kejelasan. Akhirnya aku langsung mengurusnya ke Jakarta.  Sebuah keinginkan untuk mewakili teman-temannya untuk mengatakan kepada  dunia luar bahwa anak DS juga bisa berprestasi..
Tepat pada perayaan hari Syndrome Sedunia Jees meraih MURI 27 Maret 2016.Ia berhasil menabuh drum selama 2 jam tanpa berhenti memainkan 31 lagu. Piagam itu langsung diserahkan oleh Wakil Direktur MURI Bp. Osmar Semesta Susilo,MIB. Juga ditahun yang sama Jess meraih Gottalent HBT.   Aku bahagia sekali setiap ada yang meminta aku menceritakan Jess aku katakan aku paling bangga dengan prestasi Jess dibanding prestasi kakaknya. Karena ia dalam kekurangan bisa meraih prestasi yang belum tentu bisa diraih oleh orang normal. Terasa sekali semangat yang dipompakan orang tua terhadap anaknya menjadi kekuatan yang maha dasyat untuk membuat seorang anak bisa berprestasi aku sudah membuktikan semuanya, Aku sudah pesiapkan ini sejak dini dengan disiplin dan cinta kasih yang tulus. Suasana damai dan penuh kasih sayang di rumah dan disekolah dengan memberi contoh-contoh nyata.  Berupa sikap saling menghargai satu sama lain, ketekunan dan keuletan menghadapi kesulitan, sikap disiplin dan penuh semangat, tidak mudah putus asa lebih banyak tersenyum dari pada cemberut, Semua itu memungkinkan anak DS bisa mengembangkkan kemampuannya  yang  berhubungan dengan perkembangan kognitif  anak DS walau tidak secara dratis, serta kecerdasan emosional maupun kecerdasan moral dan spiritual. Contoh-contoh nyata itu sangat diperlukan anak DS karena ia mengalami kesulitan dalam berfikir secara abstrak.
Begitulah pada dasarnya anak yang dilahirkan itu membawa potensi yang bisa dikembangkan tapi sebagai generasi yang unggul anak tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Mereka sungguh memerlukan lingkungan yang subur yang sengaja diciptakan untuk itu yang memungkinkan potensi mereka dapat berkembang secara maksimal.
Suasana penuh kasih sayang, mau menerima anak DS sebagai mana adanya, menghargai dan menggali potensinya , baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorrik, semua sungguh merupakan jawaban nyata bagi tumbuhnya generasi unggul dimasa yang akan datang, inilah yang perlu kita persiapkan pada anak-anak guna mengisi millennium ketiga.

CATATAN
             Tokoh “ aku” adalah seorang  perempuan yang hebat, tabah dan ulet dalam mendidik anaknya.  Memakai sudut pandang orang pertama tunggal supaya kita bisa larut dalam cerita seolah-olah kita sendiri yang berlakon sebagai seorang ibu.Cerita ini dituturkan oleh ibu kandung Jessrian bernama Anita kepada penulis. Sekarang ibu Anita aktif  mengelola sanggar Pondok Kreatifitas anak-anak Down Synrome untuk mewadahi minat dan bakat anak DS  juga ketua POTADS (Persatuan Orang Tua Anak Down Syndrome) kota Padang. Ibu Anita  sungguh perempuan hebat cantik dan menginspirasi.




Lifya.
Penulis bernama Lifya Aktif menulis di Website : lifyasofyan.blogspot.com, Komunikasi bisa lewat Facebook atau email dralifya@ymail.com. Menulis 49 buah buku antologi dan 9 buah buku tunggal dan beberapa artikel dimedia masa.
Alamat Jl. Koto Panjang No 21 Rt 02 Rw 08 Pauh Padang Sumbar. Hp. 085263067417. Email dan facebook dralifya@ymail.com