( By Lifya )
Awal Tahun Ajaran dipersimpangan jalan sejenak aku berhenti
memandang sebuah pemandangan. Dari kejauhan Samudra Indonesia tenang tak terusik gelombang. Hanya sebentar perjalanan
dilanjutkan dengan menelusuri bukit kecil tempat ku tinggal dengan arah
berlawanan . Samudra Indonesia kian menghilang memasuki terowongan yang akan kutempuh
setiap pagi setiap hari dengan penuh pengharapan. Ku rasakan sebuah keteduhan aroma
bunga padi menyusup seiring dengan tarikan nafas kelegaan. Kuhirup
dalam-dalam tak mau rasanya melepas
dalam hembusan. Gemercik suara air
mengantar langkah ku pada sebuah sungai yang penuh bebatuan. Jernih
bening segar seperti yang dirasakan ibu-ibu yang mencuci disepanjang tepian.
Tumpukan batu yang sudah dipahat
menunggu diangkut sebagai penggiling cabe
yang akan dipasarkan. Pertanda cabe akan tetap menjadi olahan istimewa pada setiap hidangan.
Melihat alam sekeliling mendengar kicauan burung menyapa orang yang
berpapasan. Hal yang sudah lama tidak ku
lakukan yang hilang ditelan oleh hiruk pikuk jalanan di buru
waktu dihadang kemacetan.
Sekarang kunikmati semua keindahan sebagaimana pohon timun melilit junjungan
dengan bunga muncul di balik dedaunan. Batang Bengkuang yang diam-diam memeram umbi
sebagai buah tangan oleh-oleh dari Kota Padang.
Sekolah baru tempat ku mengajar
memang dekat tidak sampai sepuluh menit aku sudah berdiri di pintu gerbangnya.
Ku baca tulisan yang terpampang dengan
bukit hijau yang menjadi latar. Sekolah ini tak ubahnya seperti sekolah Autis
di Jepang yang bertetangga langsung dengan NISE
( National Institute of Special Needs Education) . Mungkin ini
satu-satunya sekolah Luar biasa yang bersebelahan dengan jurusan yang sama
dengan sebuah perguruan tinggi di Indonesia. Sehingga sekolah ini dijadikan
salah satu Pusat Sumber sebagai tempat mengasesmen sekolah reguler.
Tidak beberapa langkah lagi akan ku lewati gerbang sekolah
ini. Berarti kedatangan ku akan menambah
panjang pajangan potret diri yang sengaja dipampang. Diperkuat SK yang bertuliskan nama ku yang ada dalam
genggaman. I am coming SLB N I Padang
untuk bergabung dengan keluarga besar di sini. Semoga tidak lagi kutemui luka
yang mengusik hati. Selama ini aku telah
berusaha mempertahankan senyuman sekuat hati. Aku tahu apa yang kurasakan tanpa
harus ku ucapkan membaca sebuah pandangan dari sorot wajah yang kurang senyuman.
Kini
arah yang kutuju sudah ku putar seratus delapan puluh derajat menuju Timur bukan lagi arah Barat. Suasana
lebaran masih dirasakan berjabatan tangan sambil bermaafan . Suasana yang penuh
kekeluargaan yang kurasakan tanpa polesan. Tidak lama berselang semua berkumpul
diaula menerima pengarahan. Aku hadir
untuk memperkenalkan diri dan mohon di
beri kesempatan untuk bisa bergabung diterima dengan tangan terbuka dan hati
yang lapang.
Aku mengikuti langkah seorang teman lama menghilangkan
sedikit kikuk menuju sebuah ruangan. Aku langsung jatuh cinta dengan ruangan
itu ternyata teman ku tidak lagi menempatkan ruangan itu . Aku membantu berkemas menyusun barang.
Terjadi sebuah perbincangan saat aku dipangil ke
sebuah ruangan bertuliskan kantor. Ku baca yang tersirat ada sebuah
perlindungan untuk guru-guru tanpa beban tanpa tekanan dengan batasan-batasan
yang sudah dirundingkan. Ada jenjang yang tidak boleh dilangkahi yang harus
dilalui tanpa kecuali . Menjelaskan aturan berkaitan dengan kepindahan serta melengkapi surat-surat yang
kurang. Ada pesan yang bijak ku rasakan
serta menyamakan Visi dan Misi untuk
suatu kemajuan tidak saling menjatuhkan namun saling berbimbingan . Oh betapa
menyenangkan batanggo naik bajanjang turun seperti orang Minang katakan. Satu
pelajaran yang membuat hati ku tergugah
di sini semua dimulai dari hal yang menyenangkan. Prinsip yang bagus
dari sebuah atasan apabila hal yang menyenangkan sudah didapatkan maka guru
akan menemukan sebuah kenyamanan yang akan melahirkan kebersamaan. Rasa yang
akan membuhul tali bathin. Sehingga akan bermuara pada sebuah karya untuk
mengaktualkan diri bagi semua guru.
Hati jadi terharu disaat tekad untuk mencerdaskan diri dan
lingkungan diutarakan. Sebuah pesan harapan ku terima dari senior yang akan menjadi mitra“ impian ku kita terbang kelangit bersama melihat semua
yang belum pernah kita lihat. Sehingga kita dapat bercerita kepada mereka di
bawah sana yang bertanya enaknya ketika berada di awan. Jawaban yang akan kita
berikan kita merasa lebih dekat dengan-Nya karena Allah ada disana ditempat
yang tinggi. Hhhh Kini Si-Elang sudah
mendapat teman untuk mengarungi
cakrawala terbang menembus awan.
Bagi ku ini hari pertama hadir ku bertugas ditempat baru,
teman baru, siswa baru pada tahun ajaran baru. Dengan tekat meningkatkan
kwalitas diri dan kwalitas pendidikan. Impian yang akan segera terwujud
berkolaborasi bersama guru-guru menulis buku Antologi Jurnal Guru SLBN I
Padang. Menyadari sepenuhnya bahwa bukan hanya siswa tetapi semua harus bisa dan harus tetap
menjadi pembelajaran. Untuk menumbuh kembangkan anak didik bukan saja untuk
meraih nilai yang tinggi tapi juga memberi keteladanan berbudi pekerti dan
menumbuhkan karakter kepemimpinan kepada anak semua anak didik.
Ternyata filing ku benar
kelas yang kusukai sekarang
menjadi tempat ku mengajar. Di sini aku mendapatkan ruang untuk mendidik mujaid kecil ku . Aku bahagia dan
bersyukur karena berhasil mendapatkan
kelas dengan sebuah perjuangan. Untuk
naik kelas setingkat lebih tinggi seseorang harus lulus ujian. Alhamdulillah
aku dapat melalui sebuah dilema dengan tenang tanpa gejolak emosi. Itupun dalam
rentang waktu yang sangat pendek yang membuat banyak orang tercengang bertanya
siapa dekingan.
Sekarang kelas ku menanti
untuk dihiasi dan diisi dengan sebuah
pengabdian. Alhamdulillah ya Allah atas curah Kudrat yang Engkau berikan. Semoga
kehadiran ku bisa menambah warna bagi team tenaga pendidik guna membawa perubahan sekolah yang lebih
baik …Amin.Terimakasih ibu bapak dan
teman-teman jasa mu tak kan pernah ku lupakan semoga menjadi amal jariah bagi
kita semua yang telah memperjuangkan kebenaran.