Tanpa menghiraukan panas seorang
musyafir berjalan melintasi gurun tandus
. Hamparan pasir membentang
sejauh mata memandang. Tanpa hiraukan letih kakinya terus melangkah. Saat melangkah maka akan meninggalkan jejak dua pasang bukan
satu pasang sebagai mana kita melangkah. Jejak itu begitu mirip kemana kakinya
melangkah selalu jejak langkah itu mengikuti. Sehingga si "Musyafir mengatakan itu jejak Tuhan.
Suatu hari badai besar terjadi dan
jejak itu tinggal satu pasang dengan susah payah si Musyafir mencari sehingga
tercetus dimulutnya suatu perkataan. “ Tuhan kenapa saat aku tak membutuhkan
teman engkau selalu menemaniku tapi sekarang saat aku butuh engkau malah tidak ada. Maka terdengarlah suara
menggema “ Hai Musyafir yang engkau lihat itu adalah jejak ku, sesungguhnya
engkau ada dalam pangkuanku”
Begitulah perjalanan seorang guru
kalau berjalan dijalan yang benar bagaimanapun guncangan yang datang langkah itulah
yang menolongnya. Ini aku persembahkan
kepada semua guru pahlawan tanpa jasa
tanpa kecuali. ( by Lifya)
يوم واحد حدثت عاصفة كبيرة وكان درب زوج واحد فقط من الحجاج مع البحث بشق الأنفس عن كلمة في فمه بحيث الحريق. "الله لماذا عندما لا حاجة لي أحد الأصدقاء كنت قد رأيت لي ولكن الآن عندما كنت في حاجة لكم في الواقع لا وجود لها. ثم صوت ردد "O الحجاج ترى أنه درب بلدي، وكنت فعلا في حضني"
هذا هو رحلة المعلم عندما كان يسير على حق، ولكن الصدمات التي تأتي من أن التدابير الإنقاذ. أنا أهدي هذا لجميع المعلمين دون الأبطال الجدارة دون استثناء. (بواسطة Lifya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar