Menjadi Tamu Allah di Baitullah
( Penutur Lifya)
Lifya, berawal dari seorang yang
sangat rajin membaca, buku apa saja mulai dari yang fiksi hingga yang non fiksi
dalam waktu sebentar saja tuntas Beliau baca. Beliau adalah Kakak kandung
Fadhli yang sehari-hari Fadhli panggil dengan sebutan Unang (panggilan untuk
kakak perempuan paling besar di Minangkabau).
Suatu hari Fadhli berkata pada Unang;
"Nang, jika di cover depan buku yang Unang baca itu tertulis nama Unang, 'Lifya' sebagai penulisnya, tentu alangkah masya Allah-nya kan Nang?"
Beliau tertegun mendengar ucapan Fadhli itu, kelihatan mata unang berbinar-binar semangat , dan unang pun bertanya;
"Fadhli, apa sebaiknya yang akan Unang tulis?"
Fadhli pun menjawab;
"Yang akan Unang tulis itu tak perlu jauh-jauh dulu, ceritakan saja tentang apa yang ada di diri Unang, lingkungan Unang atau pekerjaan yang Unang geluti sehari-hari."
Sejak saat itu dengan tekun unang menggiati dunia kepenulisan, Fadhli sarankan Unang menulis pada blognya, aktif menulis di Kompasiana, mengirim tulisan ke koran-koran dan ikut even-even lomba kepenulisan dan bergabunglah dengan komunitas kepenulisan terbesar di Indonesia 'Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia.'
Unang yang dulu biasanya jam setengah sembilan malam sudah atur posisi untuk tidur, namun unang yang sekarang sudah jam sebelas malam lewat masih saja tekun menuntaskan tulisannya. Waktu-waktu luang unang kini terisi dengan menulis. Tak terhitung jemari sudah buku-buku antologi unang pun terbit di mana-mana, dan satu-satu buku tunggal Unang pun bermunculan.
Fadhli pun berkata lagi kepada Unang,
"Karya literasi itu tak akan bisa dinilai dengan apapun, karena nilainya jauh tak terduga yang tak bisa dikadarkan dengan nominal uang."
Juga bermodalkan tulisan-tulisan unang yang dibukukan itu, unang pun ikut Lomba Guru Berprestasi Tingkat Kota, Tingkat Propinsi dan beliau berhasil sebagai juaranya, sehingga unang diutus Propinsi Sumaterabarat untuk berangkat ke Lomba Guru Berprestasi Tingkat Nasional dan alhamdulillah unang pun meraih juara di sana. Unang pun diundang secara terhormat untuk datang ke Istana Negara menjumpai Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, yang menjadi presiden Indonesia pada saat itu, untuk dijamu sebagai tamu kenegaraan yang terhomat serta diberi penghargaan.
Sepulang dari Istana Negara tentu tak sedikit hadiah yang unang terima; umrah, study tour ke Jepang dan hadiah berupa alat-alat tulis elektronik dan juga uang tunai tentunya.
Unang yang sekarang sudah jadi motivator bagi guru-guru di Sumaterabarat, yang sering diminta jadi pemateri pada pelatihan guru-guru yang diadakan Universitas Negeri Padang dan bulan kemarin baru saja unang pulang dari Istora Senayan Jakarta, menerima Satya Lencana Karya dari bapak Jokowi, Presiden Republik Indonesia sekarang.
Masihkah kita ragu dengan manfaat menulis itu? Tekunilah dan jangan pernah dengan enggan melakukannya, dan jangan pula menjalaninya demi sebuah penghargaan, tapi niatkanlah untuk berbagi ilmu, jadikan media dakwah, dan biarkan saja Allah membalas dengan cara-Nya sendiri. Semoga saja akan jadi amal jariyah bagi kehidupan akhirat kita kelak. Aamiin ya Rabb.
Dan hari ini buku tunggal unang pun dirilis lagi,
yuk rame-rame dipesan,
semoga bermanfaat.
Subhanallah walhamdulillah.
-------------
Menjadi Tamu Allah di Baitullah
Penulis: Lifya
Cetakan I, Desember 2015
ISBN : 978-602-389-088-0
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Menjadi Tamu Allah di Baitullah, Editor: Lavira Az-Zahra
Blora: Pena House, 2015
150 hlm, 13x19 cm.
I. Judul II. Menjadi Tamu Allah di Baitullah
Harga:
Rp.48.000,- (umum)
Untuk Pemesanan, silakan hubungi:
082170412881
Pin BB:211FE28B
Pembelian 15 buku gratis ongkir. (Untuk Alamat Indonesia)
Suatu hari Fadhli berkata pada Unang;
"Nang, jika di cover depan buku yang Unang baca itu tertulis nama Unang, 'Lifya' sebagai penulisnya, tentu alangkah masya Allah-nya kan Nang?"
Beliau tertegun mendengar ucapan Fadhli itu, kelihatan mata unang berbinar-binar semangat , dan unang pun bertanya;
"Fadhli, apa sebaiknya yang akan Unang tulis?"
Fadhli pun menjawab;
"Yang akan Unang tulis itu tak perlu jauh-jauh dulu, ceritakan saja tentang apa yang ada di diri Unang, lingkungan Unang atau pekerjaan yang Unang geluti sehari-hari."
Sejak saat itu dengan tekun unang menggiati dunia kepenulisan, Fadhli sarankan Unang menulis pada blognya, aktif menulis di Kompasiana, mengirim tulisan ke koran-koran dan ikut even-even lomba kepenulisan dan bergabunglah dengan komunitas kepenulisan terbesar di Indonesia 'Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia.'
Unang yang dulu biasanya jam setengah sembilan malam sudah atur posisi untuk tidur, namun unang yang sekarang sudah jam sebelas malam lewat masih saja tekun menuntaskan tulisannya. Waktu-waktu luang unang kini terisi dengan menulis. Tak terhitung jemari sudah buku-buku antologi unang pun terbit di mana-mana, dan satu-satu buku tunggal Unang pun bermunculan.
Fadhli pun berkata lagi kepada Unang,
"Karya literasi itu tak akan bisa dinilai dengan apapun, karena nilainya jauh tak terduga yang tak bisa dikadarkan dengan nominal uang."
Juga bermodalkan tulisan-tulisan unang yang dibukukan itu, unang pun ikut Lomba Guru Berprestasi Tingkat Kota, Tingkat Propinsi dan beliau berhasil sebagai juaranya, sehingga unang diutus Propinsi Sumaterabarat untuk berangkat ke Lomba Guru Berprestasi Tingkat Nasional dan alhamdulillah unang pun meraih juara di sana. Unang pun diundang secara terhormat untuk datang ke Istana Negara menjumpai Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, yang menjadi presiden Indonesia pada saat itu, untuk dijamu sebagai tamu kenegaraan yang terhomat serta diberi penghargaan.
Sepulang dari Istana Negara tentu tak sedikit hadiah yang unang terima; umrah, study tour ke Jepang dan hadiah berupa alat-alat tulis elektronik dan juga uang tunai tentunya.
Unang yang sekarang sudah jadi motivator bagi guru-guru di Sumaterabarat, yang sering diminta jadi pemateri pada pelatihan guru-guru yang diadakan Universitas Negeri Padang dan bulan kemarin baru saja unang pulang dari Istora Senayan Jakarta, menerima Satya Lencana Karya dari bapak Jokowi, Presiden Republik Indonesia sekarang.
Masihkah kita ragu dengan manfaat menulis itu? Tekunilah dan jangan pernah dengan enggan melakukannya, dan jangan pula menjalaninya demi sebuah penghargaan, tapi niatkanlah untuk berbagi ilmu, jadikan media dakwah, dan biarkan saja Allah membalas dengan cara-Nya sendiri. Semoga saja akan jadi amal jariyah bagi kehidupan akhirat kita kelak. Aamiin ya Rabb.
Dan hari ini buku tunggal unang pun dirilis lagi,
yuk rame-rame dipesan,
semoga bermanfaat.
Subhanallah walhamdulillah.
-------------
Menjadi Tamu Allah di Baitullah
Penulis: Lifya
Cetakan I, Desember 2015
ISBN : 978-602-389-088-0
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Menjadi Tamu Allah di Baitullah, Editor: Lavira Az-Zahra
Blora: Pena House, 2015
150 hlm, 13x19 cm.
I. Judul II. Menjadi Tamu Allah di Baitullah
Harga:
Rp.48.000,- (umum)
Untuk Pemesanan, silakan hubungi:
082170412881
Pin BB:211FE28B
Pembelian 15 buku gratis ongkir. (Untuk Alamat Indonesia)
— bersama Golagong New, Adek Alwi, Yusrizal KW,
dan 41
lainnya.
Tentang
Penulis
.
|
Penulis bernama Lifya Aktif menulis di
Website : lifyasofyan.blogspot.com , aktif mengikuti event menulis di media
cetak maupun elektronik. Komunikasi bisa lewat Facebook atau email dralifya@ymail.com.
Tulisannya juga lolos event
Champion Teachers Competition 2015 dan
menjadi tulisan terbaik.
Selain menjadi
penulis, juga menjadi guru Anak Berkebutuhan Khusus dan pernah menjadi guru
berprestasi tingkat nasional tahun 2013. Pernah mendapat undangan di Jepang
serta pernah mendapat penghargaan Satyalancana guru berprestasi 2015. Penulis
juga mengikuti banyak forum kepenulisan, menjadi pegiat FAM yang mengantongi Nomor
IDFAM 29800.
Juga anggota.HIPSI dengan
no ID0097/HIPSI/2014 serta ikut group kepenulisan lainnya. Untuk mencerdaskan
diri dan saling berbagi informasi tentang dunia literasi.
Alamat Penulis Jl.
Koto Panjang No 21 RT 02 RW 08 Pauh Padang Sumatera Barat, (Depan Sanggar
Randai Palito Nyalo Kampus UNAND)
|
Sinopsis
Penutur
LIFYA
MENJADI TAMU ALLAH
|
Allah Ta’ala berfirman “ Dan
ingatlah tatkala Tuhan kamu memberitahu demi sesungguhnya jika kamu bersyukur
niscaya Aku akan tambahi nikmat-Ku kepada mu dan demi sesungguhnya jika kamu
kufur ingkar sesungguhnya azab-Ku amat pedih.” (Ibrahim ayat 7).
Dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita pernah merenung sejenak tentang
bagaimana betapa banyaknya rezki lahir batin yang kita terima dari Allah SWT.
Berapa banyak tiupan napas udara yang kita hirup.Berapa banyak gerakan tangan
yang digunakan untuk berkarya berapa banyak pemikiran yang di gunakan dan
sebagainya. Sungguh banyak sekali nikmat Allah Ta'ala yang kita terima,
sehingga saking banyaknya, kita pun tak sanggup untuk bisa menghitungnya. Buku
ini penulis tuturkan sebagai salah satu ujud rasa syukur dalam bentuk
perbuatan kepada Allah SWT. Bahwa segala nikmat dan kebaikan yang diterima di
pergunakan di jalan yang diridhoi-Nya. Agar nikmat umrah yang penulis
terima dapat menjadi inspirasi dan penambah ilmu bagi pembaca.
|
“Bukan
bahagia yang menjadikan kita bersyukur tapi bersyukur
akan
menjadikan hidup kita bahagia “
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar