Sabtu, 06 September 2014

KUSIRAM DENGAN AIR BANYAK-BANYAK (Toilet Training Bagi Anak Gangguan Intelektual)



Gbr. Anak  Gangguan Intelektual Belajar  Toilet Tranning

                “ Ibu  Amel  mau pipis “ Kata Amel saat sedang belajar di kelas. “ Amel mau  pipis ?, bisa Amel sendiri ke WC? “ Bisa bu” Jawab Amel sambil beranjak dari tempat duduknya. Saya meneruskan membimbing teman Amel belajar   sambil berpesan pada Amel, “ Siram banyak-banyak ya Mel”. “ Ya bu “ Jawab Amel sambil berlalu. Lama aku menunggu, Amel belum juga muncul. Aku memanggil-manggil Amel sambil menuju kamar mandi . “ Amel sudah siap pipisnya? Tanya ku sambil mengetok pintu kamar mandi. Ternyata kamar mandi tidak dikunci kudapati Amel sudah basah sekujur tubuhnya mulai dari jilbab sampai sepatunya. Ya ampun Amel kok jadi begini? Kok badannya yang disiram banyak-banyak? “Amel mandi bu , Amel siram banyak-banyak” katanya dengan wajah tanpa dosa.
Kejadian diatas merupakan salah satu hal yang dicemaskan orang tua apabila anaknya tidak ditunggui saat anaknya belajar di sekolah yaitu apabila anak  kesayangannya nanti mau kebelakang. Siapa yang mencebokannya atau takut masuk kedalam bak kamar mandi. Sementara gurunya membimbing teman-temannya yang lain yang kalau ditinggal akan membuat cerita baru pula.
Sebenarnya untuk mengatur jadwal kebelakang bisa dilatihkan kepada anak . Kadang sebagian anak setiap sebentar minta diantar  kebelakang untuk buang air kecil atau buang besar dan kadang kala  sudah jadi saja di dalam kelas. Ada beberapa hal yang harus diketahui oleh seorang guru apakah anak betul-betul mau ke belakang atau sekedar main air atau untuk menghindari pelajaran didalam kelas. Biasanya buang air besar sering terjadi berulang-ulang apabila ada masalah di perut anak . Mungkin anak masuk angin sehingga anak mencret hal ini membuat anak tidak tahan untuk kebelakang atau salah pola makan yang mengakibatkan anak kebelakang terus dan hal ini boleh di cemaskan orang tua. Kalau tidak ada masah di bagian itu  tidak mungkin anak tiap sebentar minta diantar ke belakang. Bagi siswa yang baru masuk kelas jelaskan kepada murid bahwa kalau benar-benar mau buang air besar atau pipis bilang sama gurumu ini. Jangan takut minta permisi untuk ke belakang tapi dengan syarat itu benar-benar pengen buang air besar tidak untuk main-main dan ibu guru akan mengantarkannya kebelakang. Dengan memperhatikan kebiasaan anak seorang guru akan tahu jadwal BAB atau BAK anak.  Ini sering terjadi pada murid  di SLB . Siswa yang minta izin  kebelakang ternyata sudah basah saja sekujur tubuhnya. Ada lagi yang sudah tidak mengenakan baju lagi alias telanjang bulat. Memang  awalnya agak kerepotan bagi guru untuk mengikuti semua permintaan siswanya  karena murid yang tinggal di dalam kelas lebih banyak dari yang akan diantar yang akan membuat gaduh atau lari keluar kelas mengikuti gurunya karena ditinggalkan.
Ada beberapa tahap yang harus dilalui untuk belajar ke toilet bagi anak gangguan intelektual. Toilet training, begitu istilah populer untuk melatih  anak buang air kecil (BAK) atau besar  (BAB) di kamar mandi. Beberapa anak karena tidak dilatih menjadi tidak mengerti cara BAB dan BAK . Orang tua yang terlalu sayang pada anak . Atau orang tua yang beranggapan  anaknya masih kecil sering terjebak dengan didikanya sendiri. Ketika anak memasuki  Sekolah  Luar Biasa hal ini diajarkan kepada  mereka untuk BAB atau BAK  di toilet. Saat proses belajar ini berlangsung, jangan sampai  melakukan kesalahan berikut yang justru bisa membuat anak semakin malas untuk toilet training
Melalui  pengamatan seorang guru dapat melihat  anak sudah siap melakukan toilet training atau belum dengan memastikan anak sudah bisa membuka dan memakai sepatu, kaus kaki, membuka Rok, membuka celana serta membuka celana dalam. Dan ditunjang dengan otot kaki yang kuat. Kalau hal ini belum bisa dilakukan sendiri otomatis kebelakang dengan sendiri tidak akan sesuai dengan tujuan malah menambah pekerjaan. Hal ini tidak perlu diajarakan terburu-burukemungkinan proses belajar itu hal ini bisa diajarkan sedikit demi sedikit saat guru mengantarnya ke kamar mandi. Seperti sudah dijelaskan di atas, tidak ada yang tahu di usia berapa tepatnya anak mulai diajari BAB dan BAK di toilet, semuanya tergantung dari perkembangan anak. Jadi sebenarnya guru dan orang tua yang tahu kapan waktu paling tepat mengajari anak toilet training dengan mengamati perkembangan fisik, kognitif dan perilakunya.
Ketika proses belajar toilet training ini sudah dimulai biasanya butuh waktu tiga bulan atau lebih lama. Oleh karena itu harus banyak bersabar dan tetap mendukung anak melakukan latihan. Kalau ternyata proses belajar ini tidak sukses setelah beberapa minggu dijalankan, bisa jadi anak memang belum siap. Tunggu beberapa minggu dan coba lagi dari awal. Saran kepada orang tua untuk melatih kebiasaan anak untuk ke kamar mandi setiap  bangun tidur sehingga  kebiasaan BAB anak akan teratur setiap paginya.
Untuk  menanamkan konsep dasar pada anak berikan contoh  mulai dari membuka celana  dalam serta rok atau celana panjang. Ajarkan  cara naik ke kloset. Biasanya di Indonesia kloset yang di gunakan  adalah kloset jongkok. Beri tahu tempat pegangan kepada anak saat naik keatas kolset agar tidak terpeleset atau jatuh. Duduklah  dengan arah sesuai dengan mengikuti lubang pada kloset dengan arah pantat  pas diatas lubang kloset.  Setelah BAB  ambil air yang sudah disediakan pada gayung untuk cebok dengan menggunakan  tangan kiri pada bagian pantat tangan kanan memegang gayung air. Ulangi sampai tiga kali. Sabuni tangan dengan sabun. Siram kolset sampai bersih. Turun dari kloset dengan berpegang pada pinggir bak atau dinding dengan hati-hati. Lap dengan tisu sampai kering. Pasang celana dalam dan rok kembali. Sengaja diajarkan kepada anak untuk membuka  dan memasang kaos kaki, sepatu, celana panhang atau rok dan celana dalam terlebih dahulu supaya pakaian anak tidak basah dan anak tidak kerepotan menyinsingkan celananya. Hal ini dilatihkan berulang ulang sampai anak bisa melakukannya sendiri. Dan jangan biarkan anak berlama-lama di kamar mandi sebelum  muncul kegiatan baru yang membahayakannya.   Ajarkan juga cara menutup dan membuka pintu kamar mandi untuk keamanan anak.  Berilah pujian kepada anak setiap selesai melakukan tahap demi tahap untuk menimbulkan pecaya diri anak. Setelah itu bisa di pastikan bukan badan badannya lagi yang disiram banyak - banyak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar