Amel murid ku , gadis
kecil yang mengalami gangguan intelektual. Amel berusia sembilan tahun dengan
kebiasaan berjalan didalam kelas. Pelan tapi pasti dalam sekejap ia  sudah pindah duduk atau pergi ke kamar mandi
. Apabila di cari ke kamar mandi didapati baju seragamnya sudah basah. Amel
dengan wajah tanpa dosa  selalu mencari
cara dan alasan untuk keluar. Apabila diberikan kartu untuk mengenalkan huruf
maka kartu itu akan berubah menjadi serpihan - serpihan kecil.  Amel memang selalu minta perhatian ku dalam
belajar  sebentar-sebentar ia akan
merengek “ Ibu,  Amel mau minum “  , atau “Amel mau pipis “.
            Aku pandangi wajah Amel , sepintas
orang tidak akan menyangka ia akan bersekolah di SLB karena tidak ada
tanda-tanda kelainan di wajahnya. Wajah yang manis dengan  sorot mata yang polos. Aku belai kepalanya,
sembari berkata? Amel mau menonton Film?  Aku beranjak sambil mengeluarkan Laptop ku
dari dalam tas. Sengaja aku downloadkan  film-film animasi yang sesuai dengan materi
yang akan aku ajarkan. Aku perhatikan Amel, kelihatan ia menggeser kursinya , “
Fal sini, duduk sini” . Rupanya Amel mengajak Rifal  untuk duduk disebelahnya. Ya Amel dan Rifal
murid ku yang masuk sif kedua setelah teman-temannya pada sif pertama sudah
pulang. Sengaja aku masukan pada sif siang agar aku bisa menghadapinya lebih
fokus. 
            Film pun mulai tampil dilayar Laptop
ku , aku memutar  cerita animasi tentang
seorang anak yang suka membuang sampah sembarangan  sehingga rumahnya hanyut terbawa banjir. Amel
dan Rifal tidak bergeming dari tempat duduknya. Amel kelihatan asyik sekali dan
ia menjadi betah duduk sampai film selesai. Filmpun habis , Amel masih mau
minta diputarkan lagi untung aku menyediakan beberapa buah film sehingga bisa
diputarkan  di hadapan Amel. Film yang
kedua masih tentang banjir , tentang sebuah kejadian di luar negeri saat banjir
melanda suatu daerah . Air datang dengan tiba-tiba sehingga menghayutkan
mobil-mobil yang sedang parkir. 
            Setelah menonton dua film aku
mengadakan tanya jawab dengan Amel dan Rifal. Aku lontarkan pertanyaan-
pertanyaan sederhana. “Menonton apa Amel dan Rifal tadi”? “Banjir bu”, kata
Amel.” Siapa yang bisa bercerita pada  ibu tentang film tadi “? Amel dengan diselingi
pertanyaan bantuan  dari ku pun
bercerita. “ Ada sampah, hanyut, banjir ,mobil, merah, air banyak, banyak
sekali” . Akupun bertepuk tangan . Amel sudah mau mengeluarkan kata-katanya
untuk bercerita walaupun kalimatnya masih terbata-bata dan sepenggal - sepenggal.
Biasanya ia diam dan tidak menyahut apabila ditanya.  Sekarang Rifal yang aku ajak untuk bercerita
. “Tadi Rifal menonton apa”? Tanya ku” mobil “ ada mobil ya” ?
“
ya , mobil, air. “ . “  Air banyak ,rumah
hanyut” sambil menunjuk -nunjuk Lapton . Aku meluruskan cerita Rifal. Ia
kelihatan senang karena sudah dapat bercerita didepan kelas. Ia juga merasa
senang karena ia menganggap  aku mengerti
sepenuhnya cerita darinya.    Sembari tos
-tosan Rifalpun menuju kursinya. Aku melanjutkan pelajaran, aku hidupkan film yang
tadi aku putar pada  bagian mobil-mobil
yang berjejer yang kena seret banjir tadi. Aku bertanya siapa yang bisa
menghitung jumlah mobil yang ada dilayar . Amel menghitung sekenanya. Kembali
aku membimbing Amel untuk menghitung jumlah mobil yang tampak. Amel dan Rifal
bersama-sama menghitung jumlah mobil. :Satu, dua, tiga , empat dan lima”.  Ada lima mobil semuanya. Aku munculkan foto
sebuah mobil , aku menanyakan berapa jumlah roda mobil yang kelihatan. Rifal
menghitung, “dua”. Aku minta Amel untuk menunjukan jari tangannya sebanyak dua.
Amel mengacungkan jari telunjuknya. Aku ajak Amel dan Rifal untuk menghitung
kembali, sambil menunjukan jumlah dua jari.  Amel dan Rifal kembali menghitung jemarinya.
Aku juga menjelaskan bahwa mobil termasuk 
alat transportasi darat. Karena mobil dipergunakan di darat.  
            Hari ini tidak Amel dan Rifal saja
dapat pengalaman baru. Aku pun juga demikian  banyak pengalaman yang berharga aku dapat.
Dengan menggunakan Teknologi dan Informasi 
aku merasa terbantu untuk menyampaikan materi pelajaran . Terlebih
mengajar di SLB pelajaran disampaikan secara tematik. Untuk pelajaran Bahasa
Indonesia indikator bercerita dengan kalimat sederhana tercapai.  Saat anak menceritakan kembali cerita yang
ditontonnya  walau dengan bahasa yang
sangat sederhana. Berbeda kalau aku yang bercerita anak tidak sepenuhnya
konsentrasi menyimak cerita yang aku sampaikan, karena karakteristik anak yang
cepat bosan dan daya serap yang rendah. Pelajaran matematika juga tersampaikan
dengan menghitung jumlah mobil yang ada dalam cerita, dan menghitung jumlah
pohon kayu serta menghitung jumlah roda mobil. Tanpa disadari anak sudah
digiring  kedalam pendidikan saintifik
dan berkarakter    terlebih-lebih saat disampaikan pelajaran IPS
tentang alat transportasi darat. Guru juga menyapaikan pesan moral  di sebelah mana pejalan kaki berjalan dan
berpesan apabila naik mobil jangan lupa membaca doa supaya Tuhan melindungi
perjalanannya. Juga jangan membuang sampah sembarangan agar lingkungan yang diciptakan
Tuhan tetap terjaga. 
Tanpa
terasa pelajaran tematik sudah berlangsung selama dua jam pelajaran. Bel menandakan
waktu untuk pulang pun berbunyi. Tidak ada tanda-tanda kebosanan di wajahnya.
Amel yang biasanya keluar masuk kelas menjadi teralihkan perhatiannya apalagi
Rifal yang biasanya duduk dengan kepala di atas meja memperlihatakan reaksi
yang berbeda.  Dengan memanfaatkan  Laptop  anak-anak yang mengalami gangguan intelektual
bisa mendapat pelajaran secara nyata  tidak
lagi secara abstrak. Sehingga mereka yang mempunyai  keterbatasan akan merasa lebih mudah  dalam menerima pelajaran. Dengan melihat film
yang ditayangkan akan menjadi  hal yang
berkesan baginya. Hal yang berkesan akan lebih  
mudah untuk diingat. Sehingga pelajaran yang disampaikan tidak berlalu
begitu saja . Akupun bertekat untuk tetap akan menggunakan  Laptop dalam menyajikan pelajaran, akan aku
buatkan media interatif yang sesuai dengan karakteristiknya supaya anak-anak
didikku tidak merasa mendapat beban dalam belajar.  Belajar di mulai dari hal yang disukai anak sehingga
menimbulkan perasan senang dan nyaman. Apabila anak sudah menyukai belajar InsyaAllah
pelajaran akan mudah diterimanya.
Besoknya
Amel melihat aku mengeluarkan Laptop dari dalam tas  ia  berkata “ Apa tu Bu, nonton banjir ya,  nonton lagi bu”? Amel ternyata dirimu sudah
terpikat dengan ICT. Amel masih ingat dengan yang dipelajarinya kemaren
Alhamdulillah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar