Selasa, 11 November 2014

MEMIKAT HATI AMEL GADIS GANGGUAN INTELEKTUAL DENGAN ICT




 


  

             Amel murid ku , gadis kecil yang mengalami gangguan intelektual. Amel berusia sembilan tahun dengan kebiasaan berjalan didalam kelas. Pelan tapi pasti dalam sekejap ia  sudah pindah duduk atau pergi ke kamar mandi . Apabila di cari ke kamar mandi didapati baju seragamnya sudah basah. Amel dengan wajah tanpa dosa  selalu mencari cara dan alasan untuk keluar. Apabila diberikan kartu untuk mengenalkan huruf maka kartu itu akan berubah menjadi serpihan - serpihan kecil.  Amel memang selalu minta perhatian ku dalam belajar  sebentar-sebentar ia akan merengek “ Ibu,  Amel mau minum “  , atau “Amel mau pipis “.
            Aku pandangi wajah Amel , sepintas orang tidak akan menyangka ia akan bersekolah di SLB karena tidak ada tanda-tanda kelainan di wajahnya. Wajah yang manis dengan  sorot mata yang polos. Aku belai kepalanya, sembari berkata? Amel mau menonton Film?  Aku beranjak sambil mengeluarkan Laptop ku dari dalam tas. Sengaja aku downloadkan  film-film animasi yang sesuai dengan materi yang akan aku ajarkan. Aku perhatikan Amel, kelihatan ia menggeser kursinya , “ Fal sini, duduk sini” . Rupanya Amel mengajak Rifal  untuk duduk disebelahnya. Ya Amel dan Rifal murid ku yang masuk sif kedua setelah teman-temannya pada sif pertama sudah pulang. Sengaja aku masukan pada sif siang agar aku bisa menghadapinya lebih fokus.
            Film pun mulai tampil dilayar Laptop ku , aku memutar  cerita animasi tentang seorang anak yang suka membuang sampah sembarangan  sehingga rumahnya hanyut terbawa banjir. Amel dan Rifal tidak bergeming dari tempat duduknya. Amel kelihatan asyik sekali dan ia menjadi betah duduk sampai film selesai. Filmpun habis , Amel masih mau minta diputarkan lagi untung aku menyediakan beberapa buah film sehingga bisa diputarkan  di hadapan Amel. Film yang kedua masih tentang banjir , tentang sebuah kejadian di luar negeri saat banjir melanda suatu daerah . Air datang dengan tiba-tiba sehingga menghayutkan mobil-mobil yang sedang parkir.
            Setelah menonton dua film aku mengadakan tanya jawab dengan Amel dan Rifal. Aku lontarkan pertanyaan- pertanyaan sederhana. “Menonton apa Amel dan Rifal tadi”? “Banjir bu”, kata Amel.” Siapa yang bisa bercerita pada  ibu tentang film tadi “? Amel dengan diselingi pertanyaan bantuan  dari ku pun bercerita. “ Ada sampah, hanyut, banjir ,mobil, merah, air banyak, banyak sekali” . Akupun bertepuk tangan . Amel sudah mau mengeluarkan kata-katanya untuk bercerita walaupun kalimatnya masih terbata-bata dan sepenggal - sepenggal. Biasanya ia diam dan tidak menyahut apabila ditanya.  Sekarang Rifal yang aku ajak untuk bercerita . “Tadi Rifal menonton apa”? Tanya ku” mobil “ ada mobil ya” ?
“ ya , mobil, air. “ . “  Air banyak ,rumah hanyut” sambil menunjuk -nunjuk Lapton . Aku meluruskan cerita Rifal. Ia kelihatan senang karena sudah dapat bercerita didepan kelas. Ia juga merasa senang karena ia menganggap  aku mengerti sepenuhnya cerita darinya.    Sembari tos -tosan Rifalpun menuju kursinya. Aku melanjutkan pelajaran, aku hidupkan film yang tadi aku putar pada  bagian mobil-mobil yang berjejer yang kena seret banjir tadi. Aku bertanya siapa yang bisa menghitung jumlah mobil yang ada dilayar . Amel menghitung sekenanya. Kembali aku membimbing Amel untuk menghitung jumlah mobil yang tampak. Amel dan Rifal bersama-sama menghitung jumlah mobil. :Satu, dua, tiga , empat dan lima”.  Ada lima mobil semuanya. Aku munculkan foto sebuah mobil , aku menanyakan berapa jumlah roda mobil yang kelihatan. Rifal menghitung, “dua”. Aku minta Amel untuk menunjukan jari tangannya sebanyak dua. Amel mengacungkan jari telunjuknya. Aku ajak Amel dan Rifal untuk menghitung kembali, sambil menunjukan jumlah dua jari.  Amel dan Rifal kembali menghitung jemarinya. Aku juga menjelaskan bahwa mobil termasuk  alat transportasi darat. Karena mobil dipergunakan di darat.  
             
            Hari ini tidak Amel dan Rifal saja dapat pengalaman baru. Aku pun juga demikian  banyak pengalaman yang berharga aku dapat. Dengan menggunakan Teknologi dan Informasi  aku merasa terbantu untuk menyampaikan materi pelajaran . Terlebih mengajar di SLB pelajaran disampaikan secara tematik. Untuk pelajaran Bahasa Indonesia indikator bercerita dengan kalimat sederhana tercapai.  Saat anak menceritakan kembali cerita yang ditontonnya  walau dengan bahasa yang sangat sederhana. Berbeda kalau aku yang bercerita anak tidak sepenuhnya konsentrasi menyimak cerita yang aku sampaikan, karena karakteristik anak yang cepat bosan dan daya serap yang rendah. Pelajaran matematika juga tersampaikan dengan menghitung jumlah mobil yang ada dalam cerita, dan menghitung jumlah pohon kayu serta menghitung jumlah roda mobil. Tanpa disadari anak sudah digiring  kedalam pendidikan saintifik dan berkarakter    terlebih-lebih saat disampaikan pelajaran IPS tentang alat transportasi darat. Guru juga menyapaikan pesan moral  di sebelah mana pejalan kaki berjalan dan berpesan apabila naik mobil jangan lupa membaca doa supaya Tuhan melindungi perjalanannya. Juga jangan membuang sampah sembarangan agar lingkungan yang diciptakan Tuhan tetap terjaga.
Tanpa terasa pelajaran tematik sudah berlangsung selama dua jam pelajaran. Bel menandakan waktu untuk pulang pun berbunyi. Tidak ada tanda-tanda kebosanan di wajahnya. Amel yang biasanya keluar masuk kelas menjadi teralihkan perhatiannya apalagi Rifal yang biasanya duduk dengan kepala di atas meja memperlihatakan reaksi yang berbeda.  Dengan memanfaatkan  Laptop  anak-anak yang mengalami gangguan intelektual bisa mendapat pelajaran secara nyata  tidak lagi secara abstrak. Sehingga mereka yang mempunyai  keterbatasan akan merasa lebih mudah  dalam menerima pelajaran. Dengan melihat film yang ditayangkan akan menjadi  hal yang berkesan baginya. Hal yang berkesan akan lebih   mudah untuk diingat. Sehingga pelajaran yang disampaikan tidak berlalu begitu saja . Akupun bertekat untuk tetap akan menggunakan  Laptop dalam menyajikan pelajaran, akan aku buatkan media interatif yang sesuai dengan karakteristiknya supaya anak-anak didikku tidak merasa mendapat beban dalam belajar.  Belajar di mulai dari hal yang disukai anak sehingga menimbulkan perasan senang dan nyaman. Apabila anak sudah menyukai belajar InsyaAllah pelajaran akan mudah diterimanya.
Besoknya Amel melihat aku mengeluarkan Laptop dari dalam tas  ia  berkata “ Apa tu Bu, nonton banjir ya,  nonton lagi bu”? Amel ternyata dirimu sudah terpikat dengan ICT. Amel masih ingat dengan yang dipelajarinya kemaren Alhamdulillah.
           
                                                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar