Selasa, 20 Januari 2015

Belajar Yang Menyenagkan Di SLB



Seperti biasa setiap hari Selasa siswaku belajar olah raga. Setelah berdoa dan mengumpulkan tabungan semua mengganti pakaian seragam dengan baju olah raga. Amel  dan Hanifa sudah memakai baju olah raga dilapisis dengan  baju seragamnya. Sebenarnya  ini tidak mencapai tujuan karena anak tidak di beri kesempatan untuk belajar memasang baju sendiri. Mungkin ini maksud orang tua supaya tidak merepotkan lain kali kita belajar memasang baju di sekolah saja ya Amel dan Hanifa.
Semua bersemangat apabila belajar olah raga . Hari ini mereka belajar olah raga dengan Bapak Yudi karena ibu Eva tidak hadir. Mereka semua  main bola besar. Aku tidak ikut mendampingi  setelah serah terima dengan pak Yudi  aku kembali ke kelas membersihkan ruangan dan melipat baju-baju siswa ku.
Dua jam berlalu siswa ku kembali kedalam kelas semua mengambil air minum mereka kehausan dan kepanasan.  Pelajaran  dilanjutkan aku menanyakan belajar apa tadi di luar kelas. Zaskia menjawab bola, bola, Indra ikut nimrung   “bola keranjang  masuk”. Aku luruskan ucapan Indra.”Memasukan bola  ke keranjang”  Semua bersemangat bercerita cuma Amel yang sibuk dengan topinya. Aku tanya Amel berulang-ulang tidak ada jawaban malah  Rifal yang menjawab “ ola, ola “ katanya  sambil menggerak-gerakan tangannya. Aku minta Amel  kedepan untuk bernyanyi , Amel bernyanyi topi saya bundar semua jadi ikut bernyanyi sambil membentuk tangan mereka seperti bola.
Bernyanyi dalam menyampaikan pelajaran bagi anak gangguan intelektual merupakan suatu cara yang disenangi mereka. Mereka suka dengan suasana yang nyaman tanpa tekanan  semua ikut menggerak-gerakan tangannya. Topi saya bundar, bundar topi saya…… Amel bernyanyi sambil menggelengkan kepalanya. Sesudah itu aku pun tos dengan Amel  sekarang ia sudah terlibat dengan teman-teman sekelasnya.
 Aku mengajukan pertanyaan bagai mana topi saya,? “ bundar bu… bundar bu.”  Kalau bola bagaimana “ bulat bu… “tadi main bola bu”
Semua aku tampung perkataan mereka. Aku biarkan mereka untuk bereksplorasi agar keberaniannya muncul. Perlahan aku giring mereka  kedalam  pelajaran yang ingin ku sampai kan  aku menanyakan  apakah ada huruf  yang bulat. Lama mereka berfikir aku gali terus sampai akhirnya Zaskia menjawab “ O “ bu. Aku respon jawabannya dengan pujian Zaskia terlihat senang. Aku minta Zaskia kedepan untuk menuliskan huruf  O. Ia membuat bentuk dua buah lingkaran yang terpisah satu buah besar yang satunya kecil aku cukup puas karena yang dibuatnya sudah berbentuk lingkaran.
 Hanifa pun minta untuk kedepan iapun membuat huruf O menyerupai gulungan kawat. Tapi ia kelihatan senang karena sudah diberi kesempatan untuk berbuat.  Saat Indra ke depan semua temannya tertawa karena huruf O yang dibuatnya menyeruai huruf S. Aku tanya “huruf apa itu Indra “setelah melihat huruf yang di buatnya ia menjawab huruf S.  Aku minta ia untuk mengulang membuat huruf O. ia membuat lingkaran yang besar setelah itu dibuatnya lagi satu buah lagi huruf  O didalamnya Indra tertawa lebar melihat huruf O nya beranak. Dengan cepat  iapun membuat  huruf  O  yang berbentuk lingkaran obat nyamuk dalam satu lingkaran tadi. Indra memang paling suka menulis dengan spidol. Kalau aku lengah baju Hanifa penuh dicoretnya.
Titi ke depan membuat  huruf  O lambat-lambat dan hasilnya lebih mendekati berlainan dengan Amel dengan tangan kirinya  mencoret sekena hati. Ia melompat lompat kesenangan “Amel buat bu , Amel buat bu” soraknya. Tinggal Rifal yang belum berani kedepan aku cari buku tulisnya Rifal membuat huruf  O kecil-kecil.

            Beranjak dari itu semua aku jelaskan cara membuat huruf   O yang benar. Mereka memperhatikan. Aku minta mereka satu persatu kembali kedepan. Untuk belajar . Dalam waktu yang singkat tentu belum banyak perubahan tapi sudah ada satu upaya untuk menuju kesana. Ya begitulah kira-kira cerita yang menyenangkan  dua jam pelajaran  bersama huruf O. Ooooooooooooolala kapan o menjadi olala. Aku tutup pelajaran dengan membaca Hamdalallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar