Minggu, 06 April 2014

Tergesernya permainan congkak ditengah menjamurnya permainan game online di tengah kalangan anak muda dinagari Koto Panjang Pauh Padang


Salah satu permainan tradisional  yang  kita kenal adalah permainan congklak . Congkak merupakan  suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam  nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, menggunakan cangkang kerang  sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan dan batu-batu kecil.
Permainan congklak ini  biasa memainkannya di dalam rumah. Sambil duduk berhadapan  di lantai dengan mengisikan  biji congkak da;am jumlah yang sama yaitu sebanyak 7 buah.  . Kalau sudah main congklak ini biasanya  akan berhenti sampai biji congkak lawan habis main lebih dari 1 jam  karena terlalu asyik dan penasaran.
Namun siapa yang menyangka permainan – permainan yang khas dari daerahnya tersebut kini sudah mulai tergantikan oleh permainan – permainan era modern, pada awalnya memang manusia harus mengikuti perkembangan zaman supaya tak di bilang kuno, akan tetapi jangan sampai meninggalkan permainan tradisional yang khas. Anak  - anak sekarang lebih cendrung melakukan permainan game online ala modern dan mulai meninggal permainan tradisional mereka padahal, permainan tradisional tidak terikat dengan factor keuangan karena permainan game online harus menggunakan uang untuk memainkannya dan permainan modern juga mengajarkan anak melakukan kehidupan yang boros.

Banyak ragam permainan yang pernah dimainkan dilihat dan ketahui di Ranah Minang.  Coba kita simak beberapa puluh permainan berikut; Sipak Rago, Ulu Ambek, Alang-alang (Darek dan Pasisia), Randai (Silek), Buru Babi, Pacu Jawi, Adu Kabau, Pacu Itiak, Pacu Kudo, Basijobang, Salawat Dulang, Bagurau (Saluang), Batombe, Adu Ayam, Lukah Gilo, Adu Baruak, Palabak, Gandang-gandang, Main Congkak, Mamanjek Batang Pinang, Adu Balam, Adu Jawi, Patok Lele, Slaju Sampan, Tumbuak Lasuang, Dabuih,  Barabuik-rabuik
karambia 5 buah, Antak-antak aia, Ratik tabajuah/ratik sabatang mambantai, Mariam batuang, Simancik, Mambuek dan main oto-otoan dari batuang dan dari potongan palapah karambia mudo, Maluncua jo palapah karambia atau pelepah pinang dari kelandaian bukik, Gasiang, Mancari lundi, Cak bur, Main kelereng, Main kajai, Main Dama, Tikuak anam, Barabab, Basaluang, Manciang, Sepak tekong, Main galah, Main suruk-surukan/ Cirik Mancik, Semba lakon, Kudo kepang,  Engrang, Tamtam Tabuku, Gasiang dari tutuik limun/boto, Pacu anjiang, cmain masak-masaan dan sebagainya.
Permainan tersebut tersebar diberbagai tempat di ranah Minangkabau. barangkali jumlahnya ratusan, tapi beberapa puluh permainan seperti yang teridentifikasi diatas barangkali ada yang sama bentuk memainkannya tapi beda penyebutan nama dari satu tempat ke tempat lainnya.
Timbul sebuah  tanda tanya apakah berbagai permainan itu masih didukung dan dimainkan atau dilakoni oleh generasi hari ini? Masihkan sebagai pengisi waktu senggang yang  diwarnai dengan berbagai permainan tradisional. Meskipun ada, tapi sudah jarang tampak. Adapun hanya pada waktu dan event tertentu yang sifatnya digerakkan atau dimobilisasi. Atau hanya menjadi sebuah rangkaian pada perhelatan tidak lagi mandiri. Padahal pamenan (permainan) tradisional anak nagari itu dahulu dimainkan dan dilakoni secara spontan.
Bukankah permainan-permainan tradisional itu sarat filosofi hidup. Ragam pesan dan ajaran budi pekerti, moral dan perilaku. Kalau kita simak satu persatu dari sekian puluh permainan tradisional itu menuntut berbagai hal. Ada diantaranya yang menuntut ketangkasan, kekuatan fisik, kecerdasan dan kecerdikan, kecepatan dan ketepatan, kreatifitas dan imajinatif, keberanian, kepemimpinan dan tanggungjawab.
Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.
Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bila habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya. Bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat dimabil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.
Dalam pengertian yang luas permainan game berarti “hiburan”. Permainan game juga merujuk pada pengertian sebagai “kelincahan intelektual” (intellectual playability). Sementara kata “game” bisa diartikan sebagai arena keputusan dan aksi pemainnya. Ada target-target yang ingin dicapai pemainnya. Kelincahan intelektual, pada tingkat tertentu, merupakan ukuran sejauh mana game itu menarik untuk dimainkan secara maksimal.
Sejalan dengan makin membanjirnya para penggemar game ini, teknologi piranti lunak untuk permainan ini pun berkembang kian pesat.Hampir disepanjang jalan menuju kampus dipenuhi oleh warnet dengan tariff bersaing dengan tawaran menu  dari sekadar video game berbasis PC atau TV yang dimainkan sendiri atau secara bersama (multiplayer) di sebuah medium yang sama, kini mulai bergerak menuju permainan yang terhubung secara online. Artinya, seorang pemain (player) akan bisa adu strategi dan ketrampilan dengan sejumlah pemain lain yang berada di belahan dunia yang lain. Keberadaan internetlah yang memungkinkan hal itu terjadi.
 Selain itu, permainan games online yang melibatkan tim-tim international maju selangkah lagi ketika Sony Online dan NCSoft bergandengan tangan dalam mengusung EverQuest ke Asia. Jelas, ini akan menggerakkan potensi multikultural dunia yang akan saling tersambung dalam suatu permainan universal dengan pilihan yang beragam.
Didasarkan pada waralaba Ultima yang kiprahnya cukup bagus, Ultima Online adalah genre game pertama yang sukses secara komersial. Sejak saat itu, segelintir game online — Everquest dan Lineage pengecualian utamanya – mulai mendatangkan keuntungan. Game online diperkirakan akan mampu mendongkrak keuntungan melampaui prestasi games tradisional berbasis CD yang mampu meraup US$ 6,5 miliar per tahun
Game atau permainan adalah sesuatu yang dapat dimainkan dengan aturan tertentu sehingga ada yang menang dan ada yang kalah, biasanya dalam konteks tidak serius atau dengan tujuan refreshing.
Game online adalah game yang berbasis elektronik dan visual. Game online dimainkan dengan memanfaatkan media visual elektronik yang biasanya menyebabkan radiasi pada mata, sehingga mata pun lelah dan biasanya diiringi dengan sakit kepala.
  Game online adalah game yang menyediakan server-server tertentu agar bisa dimainkan. Namun, game online berbeda dari game yang lain, game online tidak ada akhirnya dan game online dapat juga menghasilkan uang tambahan yaitu dengan menukarkan mata uang di game online dengan bentuk rupiah atau bisa juga dengan menjual karakter game online kepada orang lain. Bila sudah “dewa”, harganya bisa mencapai jutaan rupiah.
Agar permainan tradisional didaeah ini tidak hilang begitu  saja maka perlu suatu usaha untuk mempertahankannya. Kita tidak ingin suatu saat congkoak yang biasanya ada disetiap sudut rumah menjadi barang antic yang hanya bisa kita jumpai dimuseum-museum dengan lebel permainan anak nagari dahulu kala. Secara tidak langsung dalam permainan congkak banyak filosofi mengajarkan bahwa perlakuan buruk dari orang lain kepada kita agar tidak dibalas dengan perlakuan yang buruk pula kita dilatih untuk bersikap jujur . Dibanding permainan modern yang dominan unsur duel serta trik menjatuhkan lawannya, permainan tradisional lebih bisa menanamkan nilai-nilai sosial kemanusiaan yang tinggi.sikap sabar, teliti dan juga mengasah otak dan kejelian berpikir sang anak, serta pandai mengatur strategi. Pesan dan nilai-nilai moral seperti ini juga kaya dalam berbagai permainan lainnya. Kala lampau, ketika surau, lapau,dangau eksis menjadi bagian pranata sosial penting di ranah Minangkabau, nilai dan pesan moral yang tersirat  beredar disini. Disampaikan secara lisan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Ada pun permainan yang  dimainkan sekarang sudah tidak banyak diketahui nilai dan falsafah yang terkandung didalam. Jadilah permainan kehilangan roh  dan sebatas permainan. Kalau dikata istilahkan putiak ndak lai ditampuaknyo, buruang ndak lai disarangnyo (putik/buah tidak lagi ditampuknya, burung tidak lagi disarangnya). Makna secara sederhana kita ketahui bahwa segala sesuatu sudah tidak lagi pada tempat semestinya. Semua sudah berpindah tempat dan berlaih fungsi.
Begitulah fakta dan kenyataan hari ini. Pamenan (permainan) tradisional anak nagari nan membangun jiwa, mengajarkan sikap mental positif dalam mengarungi kehidupan makin tampak samar. Tergantikan oleh permainan-permainan dengan sentuhan teknologi. Apalagi yang namanya game online. Anak-anak, remaja, dewasa bahkan orang tua sekalipun lebih senang berdiam seorang diri didepan sebuah layar komputer atau notebook terhubung jaringan internet sedang asyik sampai lupa waktu makan, mandi,bersosialisasi. Apa yang didapat ? renungan dan jawaban kembali pada kita semua. Mari kembali ke permainan tradisional dengan  mengajak atau mengajar anak-anak bermain mainan tradisional, seperti congklak, patok lele, tapak rok, permainan gasing dan leng kaleleng? Di tengah serbuan mainan modern yang serba canggih dan otomatis saat ini, agaknya perlu usaha dari orangtua untuk membelikan dan mengajak anaknya bermain congkak di rumah,dan membawa permainan tradisional tersebut ke tengah masyarakat, tak terkecuali di Koto Panjang Pauh Padang ini. Apabila tidak dimulai dari sekarang  maka wajar  rasanya, anak-anak zaman kini kurang berminat dengan permainan tradisional yang manual tersebut. Padahal, permainan tradisional memiliki dan secara tidak lansung mengajar nilai-nilai kebersamaan, sebagaimana yang terkandung pada nilai-nilai budaya ketimuran yang dianut negeri ini. Sementara, permainan modern lebih cenderung menanamkan nilai-nilai individual. Meskipun tidak banyak daerah yang seperti daerah Koto Panjang ini yang menjadi pusat Budaya maka permainan congkak sangatlah cocok dihidupkan kembali karena Koto Panjang sering membuka even yang sejalan dengan permainan teradisional ini seperti kegiatan Pauh Bagalanggang, lapau Mak Katik yang sering ditayangkan di televise daerah.
Juga akan lebih baik permainan congkak ini dibawa ke sekolah Paud dan TK  yang sudah  banyak di nagari Pauh ini.  Selain mengenalkan permainan tradisional secara dini juga berguna untuk melatih anak anak usia dini belajar membilang dan berhitung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar