Sabtu, 09 Januari 2016

Dra Lifya, Penerima Satya Lancana Guru Berprestasi Tahun 2015



Dra Lifya, Penerima Satya Lancana Guru Berprestasi Tahun 2015
http://m.padek.co/detail.php?news=44174
Wartawan : Hijrah Adi Sukrial - Padang Ekspres
Editor : Riyon
22 November 2015 11:11 WIB
Guru Harus Berinovasi dan Efisien
Setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru. Berbicara mengenai guru, seakan menjadi topik yang tak pernah habisnya.
Dulu guru dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa dan identik dengan Umar Bakri, yaitu tokoh yang mengabdi untuk anak didiknya hanya bermodal sepeda ontel dan semangat yang tinggi, namun kesejahteraannya sangat terbatas.
Bagaimana guru dewasa ini? Saat ini sudah ada sertifikasi, namun guru honor masih membutuhkan perhatian pemerintah, apalagi guru-guru yang ada di daerah pelosok atau daerah terpencil.
Dra Lyfia, guru berprestasi tingkat nasional asal Kota Padang menilai sungguh-sungguh menjalankan profesi guru akan membuat guru jadi lebih berarti, tak hanya untuk guru sertifikasi, guru honor dan guru di daerah terpencil mendapatkan peluang yang sama untuk menjadi yang terbaik.
Berikut petikan wawancara secara tertulis wartawan Padang Ekspres Hijrah Adi Sukrial dengan Guru Berprestasi Tingkat Nasional Dra Lifya
Selamat hari guru buk. Menurut Anda bagaimana keadaan guru hari ini?
Terimakasih. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga harus dikerjakan secara professional.
Oleh sebab itu guru sebagai salah satu pelaku pendidikan haruslah seorang yang professional. Dengan demikian keberadaan guru di dalam proses pendidikan dapat bermakna bagi masyarakat dan bangsa.
Guru diharapkan mampu berpartisipasi dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan insan Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur dan berkepribadian.
Tidaklah berlebihan kalau  dikatakan bahwa masa depan masyarakat bangsa dan negara sebagian besar ditentukan oleh guru.
Sudah dua dekade atau sekitar 20 tahun keadaan guru  lebih membaik. Menjadi guru saat ini sudah mulai menjadi suatu incaran profesi yang diminati banyak orang. Dulu kuliah di institut atau di kampus keguruan rasanya kalah genggsi dengan berkuliah di universitas.
Apakah sertifikasi sudah memperbaiki kesejahteraan guru? Apakah guru sudah lebih berkualitas dengan adanya sertifikasi ini?
Sertifikasi sangat membantu kesejahteraan guru malah kami para guru sempat resah mendengar isu bahwa sertifikasi akan dihapuskan. Mengenai kualitas dengan adanya sertifikasi guru tentu kwalitas seorang guru akan lebih meningkat.
Yang tadinya tidak mempunyai laptop sekarang punya laptop sehingga bisa permudah dalam penyampaian pelajaran. Apalagi  menyampaikan pelajaran yang sifatnya abstrak dengan men-download di internet anak bisa lebih memahami konsep pelajaran.
Tapi semua itu tergantung kepada guru itu sendiri apakah ia mau mencerdaskan diri sehingga menjadi guru yang berkualitas.
Lalu menurut Anda bagaimana kondisi guru honor atau guru tidak tetap dewasa ini?
Tanggal 20 November yang lalu, saya diberi kepercayaan untuk menjadi nara sumber menginspirasi guru–guru honor dalam sebuah Workshop Peningkatan Mutu Pembelajaran  PK-LK dua angkata.
Satu angkatan berjumlah 63 orang. Workshop ini diperuntukan kepada guru honor di SLB penerima insentif APBN/APBN Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat.
Itu merupakan suatu bukti kepedulian dari pemerintah bahwa guru-guru honor juga mendapat perhatian. Begitu juga untuk mengikuti lomba guru berprestasi tidak mesti harus pegawai negeri. Guru Honor juga bisa berkompetisi dengan guru lain.
Apakah UU dan regulasi yang mengatur guru hari ini sudah menguntungkan guru? Kenapa?
Dalam UU Guru dan Dosen ada empat kompetensi yang ingin dicapai, pertama kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, kedua kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.
Lalu, kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Terakhir, kompetensi social adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Terlepas dari hal menguntungkan atau merugikan sekarang guru tidak boleh lengah. Tidak hanya murid saja yang dicerdaskan tapi seorang guru pun harus mau belajar dan bersikap untuk mencerdaskan diri. Guru harus terus berinovasi menemukan suatu cara yang lebih efisien dan lebih tepat bagi anak didiknya.
Rasanya tidak adil guru yang tidak mengembangkan diri dan berinovasi akan sama haknya malah lebih dibanding dengan seorang guru yang berprestasi dan berdedikasi.
Apa harapan Anda untuk pemerintah dan guru-guru ke depannya?
Pada kesempatan ini Anda banyak mengucapkan banyak terimakasih kepada Kadis, Kabid, Kabag, Kasi beserta jajarannya di Dinas Pendidikan Sumatera Barat. Karena kami guru-guru terus dipacu untuk bisa meningkatkan kualitas diri.
Diberi kesempatan untuk mengembangkan diri dengan mengadakan pelatihan dan workshop. Memberi reward yang sangat berarti kepada guru yang berprestasi. Hal yang paling indah memberi kesempatan kepada yang berprestasi untuk berbagi ilmu dan informasi.
Harapan saya guru di Sumarera Barat dikader mulai dari tingkat kota sampai tingkat provinsi dalam jangka waktu tertentu.
Pemuncak-pemuncak dari sekolah diutus lalu diseleksi setelah itu dipersiapkan untuk bisa bersaing di tingkat nasional sehingga guru-guru benar-benar siap dan bisa di anggarkan setiap tahunnya untuk seleksi  mengikuti ajang bergengsi pemilihan guru berprestasi di TK.
Nasional. Harapan lain guru juga berusaha memajukan diri sehingga tercapai tujuan bersama menjadi guru yang handal. 
Anda adalah guru berprestasi tingkat nasional. Bagaimana pola anda mengajar dan apa kelebihan Anda dibanding guru lainnya?
Saya berpikir, saya mengajar di Sekolah Luar Biasa, tentu saya harus menjadi guru luar biasa. Bukankah menjadi guru anak istimewa itu sangat istimewa ?
Banyak peluang yang bisa dibuat saya mulai melembut dan mulai peka menangkap sinyal-sinyal yang bergetar dari tingkah pola anak didik saya yang setiap hari datang. Saya ingin menjadi guru yang spesial bukan hanya guru anak yang spesial. 
Untuk mewujudkannya saya berusaha mencerdaskan diri tetap kritis dan tidak ikut-ikutan serta setiap hari berusaha memunculkan ide baru dan tidak menganggap siswa barang restan atau produk gagal. 
Saya mulai merasa tertantang untuk menjawab apa yang membuat guru menjadi istimewa dan bermutu. Saya ingin dengan menarik sepotong kata bisa dipahami oleh beberapa orang siswa. Ingin apa yang saya kerjakan mempunyai nilai tambah dan berarti dan aku mulai berinovasi.
Membuat atau menciptakan sesuatu yang baru, yang belum pernah ada sebelumnya atau memperbaharui sesuatu yang sudah ada sebelumnya sehingga bisa menjadi guru yang bermutu.
Guru yang  bermutu adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.
Atau dengan kata lain, guru yang bermutu adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. 
Jadi guru yang bermutu adalah guru yang benar-benar menguasai apa-apa yang harus dimiliki seseorang dalam menekuni pekerjaanya. Dalam hal ini ilmu-ilmu pendidikan yang dapat memenuhi kriteria seseorang menjadi guru yang profesional dan mencintai pekerjaannya.
Selain itu seorang guru yang bermutu harus memiliki kemampuan-kemampuan yang dapat menunjang pekerjaan tersebut. Kemampuan guru harus selalu diperbaharui melalui pengembangan keprofesian, salah satu komponen yang menuju kearah itu yaitu karya inovatif.
Ada empat jenis karya inovatif yang dapat dilakukan guru, di antaranya menemukan teknologi tepat guna, menemukan/menciptakan karya seni, membuat/memodifikasi alat pelajaran /peraga /praktikum, dan mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal, dan sejenisnya.
Untuk karya inovatif saya lebih cendrung memodifikasi dan membuat alat peraga untuk membantu siswa memahami pelajaran. Saya belajar bagaimana alat peraga yang selama ini dibuat mendapat apresiasi dan menjadi bernilai.
Untuk anak low vision saya memodifikasi media pembelajaran dengan memodifikasi buku-buku cerita. Buku cerita itu saya buatkan dalam ukuran yang besar sehingga anak low vision bisa membaca tulisan-tulisan yang di buat.
Sehingga anak low vision yang mengalami hambatan penglihatan itu itu menjadi ceria hatinya. Dengan semangat mereka selalu meminjam buku besar yang saya buat walau itu dalam jam istirahat. 
Saya hanya bertujuan membuat semua itu untuk menarik minat belajar siswa dan untuk membantunya memahami apa yang saya sampaikan. Sehingga hari-hari tidak membosankan.
Untuk alat peraga saya buatkan media-media seperti boneka dari kain flannel supaya pelajaran mendongeng yang saya sampaikan lebih menarik. Atau membuat potongan-potongan botol aqua dan menyambungkannya dengan slang untuk menjelaskan sifat benda cair.
Berbagai media yang saya buat mulai dari sendok takar, kertas karton bekas, undangan bekas lalu saya narasikan ke dalam sebuah tulisan sehingga karya itu abadi dan bisa saya gunakan untuk menginspirasi teman guru seperjuangan. Untuk menjangkau teman yang jauh, saya membuat blog.
Selain menyiapkan karya inovatif saya perlu tambahan ilmu dalam menghadapi murid yang kurang dari biasa. Sehingga peran professional bisa dilakoni karena memiliki ilmu. Hari demi hari dijadikan pengalaman yang berharga sehingga tidak berlalu begitu saja. Pengalaman itulah ilmu yang sesungguhnya.
Karena ilmu yang diperoleh dipraktekan secara langsung lalu dievaluasi seiring dengan kegiatan sehari-hari sehingga berdampak positif dan terjadi perubahan kearah yang lebih baik. 
Selain membuat karya inovatif saya mulai mewujudkan karya publikasi ilmiah yang dapat dimaknai sebagai upaya untuk menyebar luaskan suatu karya pemikiran ke dalam bentuk laporan penelitian, makalah, buku atau artikel.
Publikasi ilmiah yang saya lakukan pada dasarnya merupakan wujud dari profesionalisme sebagai seorang guru serta salah satu bentuk upaya untuk memperbaharui mental. Saya berkesimpulan untuk bisa dibaca dan dijadikan irisan kecil dalam sejarah guru harus belajar untuk bisa menulis.
Untuk belajar menulis ya menulis sehingga saya tuliskan semua cerita yang saya temui di kelas sembari menyelipkan tip-tip dan hal yang saya rasa bermanfaat. 
Di balik semua itu sudah banyak teman yang bertanya dan termotivasi untuk berbuat hal yang sama. Malah saya telah sebuku dengan 12 teman sama mengajar yang mau diajak maju. Hal yang semula saya kerjakan untuk mencerdaskan diri itu akhirnya menjadi modal untuk mengikuti lomba.
Piagam demi piagam pun mengalir dengan sendirinya. Penghargaan yang paling berkesan saya terima dari Menteri Pendidikan Dan kebudayaan karena berhasil menjadi Guru berprestasi 2013. Berkat menulis itu juga sekarang saya sedang menunggu hasil nominasi guru ABK Literasi yang menginspirasi. 
Serta hari Minggu tanggal 22 Nov 2015 ini saya bertolak keJakarta untuk menerima Satya Lancana Guru Berprestasi tahun 2015 bersama empat orang guru anak berkebutuhan khusus (ABK) dari provinsi yang berbeda serta 16 orang guru dari daerah terpencil yang akan diserahkan hari Rabu tanggal 25 Nov 2015 di Senayan Jakarta. (*)
  •  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar